Jumat, 21 Januari 2011

MANAJEMEN KUALITAS DIRI (bag.5)

(sahabat, masih ingat pembahasan kita tentang "Manajemen Kualitas Diri" ? Nah, ini lanjutannya. Simak ya... )




PILAR 2 : PENGATURAN DIRI
Pengaturan diri akan membawa konsekuensi bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan senantiasa merupakan kemampuan kita melakukan pengaturan terhadap diri sendiri.

A. MENETAPKAN SASARAN PRIBADI
Semakin jelas sasaran yang kita tetapkan, semakin mudah bagi kita untuk memikirkan strategi apa yang dapat kita lakukan agar sasaran tersebut dapat dicapai, berapa lama waktu yang dibutuhkannya serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pencapaian sasaran tersebut. Demikian pula sebaliknya; semakin abstrak sasaran kita, maka akan semakin sulit bagi kita untuk mencapainya.

Dalam menetapkan sasaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :





1. BUATLAH SASARAN YANG HEBAT

Membuat sasaran yang hebat sangatlah diperlukan dalam rangka memotivasi diri untuk mencapainya, membuatnya bersemangat untuk meraihnya. Sasaran yang hebat membuat seseorang terpacu hormon adrenalin-nya untuk merealisasikannya.

Perhatikan contoh berikut ini :

SASARAN HEBAT : Mendapatkan Nilai A untuk semua mata kuliah semester ini.

SASARAN TIDAK HEBAT (BIASA): Tidak ada nilai D untuk semua mata kuliah semester ini.

SASARAN HEBAT : Lulus kuliah tahun .... (sebutkan tahunnya), kerja di ........ (sebutkan perusahaannya, yang bonafid dan 'berkelas')

SASARAN TIDAK HEBAT (BIASA) : Lulus kuliah tahun (sebutkan tahunnya), kalau mungkin langsung kerja.

SASARAN HEBAT akan mendorong seseorang berbuat lebih untuk dapat meraihnya, sementara SASARAN BIASA membuat seseorang cenderung berbuat seadanya.
2. BUATLAH SASARAN YANG JELAS

Sasaran yang dibuat, selain harus hebat juga harus jelas, agar kita pun jelas dan fokus dalam mengambil langkah untuk mencapainya. Perhatikan contoh di atas :

”Mendapatkan Nilai A untuk semua mata kuliah semester ini” lebih jelas dibandingkan ”Tidak ada nilai D untuk semua mata kuliah semester ini”. Tidak ada nilai D, berarti masih boleh nilai B atau C-kah? Cukup puas dengan nilai B dan C- kah?

Contoh lain :

SASARAN JELAS : Menjadi pengusaha rumah makan Ayam Bakar di Jakarta pada tahun 2010.

SASARAN TIDAK JELAS : Menjadi pengusaha yang sukses.

SASARAN YANG JELAS tentu dapat dilihat kita lihat arah dan titik fokusnya, yakni PENGUSAHA bidang RUMAH MAKAN dengan spesialisasi (fokus) pada AYAM BAKAR, bertempat di JAKARTA. Tetapi SASARAN TIDAK JELAS, kita tidak dapat melihatnya dengan jelas dan tidak tahu harus mulai dari mana karena tidak jelas dan tidak fokus. (Pengusaha apa? Sukses yang bagaimana? Di mana lokasinya?)

3. BUATLAH SASARAN YANG TERUKUR

Terukur di sini berkaitan dengan waktu, yakni KAPAN sasaran akan dicapai dan BERAPA LAMA waktu yang diperlukannya.

Perhatikan kembali contoh di atas :
”Menjadi pengusaha rumah makan Ayam Bakar di Jakarta pada tahun 2010” Tahun 2010 menjadi waktu kapan sasaran akan dicapai, sehingga apabila diasumsikan sekarang tahun 2007, maka waktu yang diperlukan untuk mencapainya adalah 3 tahun.

(masih ada terusannya lho....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan kalau mau komentar :